Monday, February 14, 2011

Rasulullah S.A.W
Semepena Maulidur Rasul, Syukur Alhamdulillah, kita semua  masih lagi mengingati & mencintai Nabi S.A.W. Cintailah Nabi S.A.W lebih dari mencintai diri sendiri. Sabdanya, “"tidak sempurna iman seseorang kamu sehingga dia lebih mengasihi aku dari dirinya sendiri"”. Ukuran kita mencintai Rasul S.A.W. ialah dengan ukuran pada kepentingan diri sendiri. Betapa kita mementingkan diri sendiri sekalipun, adalah mementingkan Rasul S.A.W. lebih baik dan dikira beriman. Mementingkan Rasul S.A.W. di sini ialah dalam erti kata mentaatinya dan mengerjakan segala syariatnya.Sabda Nabi S.A.W: "Barangsiapa berselawat kepadaku satu kali, maka Allah menurunkan rahmat kepadanya sepuluh kali". Hadis Riwayat Muslim.
Selawat adalah bisikan kasih yang mengikrarkan janji manis untuk menjadi setia, reda dan taat. Bukan sekadar hiasan pada bibir, pemanis mulut dan menunjuk riak pada sesama hamba.
Untuk apa selawat jika kenangan kita pada Rasulullah SAW hanya sekadar mengharap pahala yang sepuluh! Sedangkan pada masa sama kita melupakan cita-cita dan syriat Baginda. Kita meninggalkan perjuangan sunnahnya, membiarkan umat ini mati jiwa dan minda. Sibuk memecah belah perpaduan, suka menyalahkan golongan lain dan hanya memuji golongannya sendiri.
GOLDZHIHER, seorang orientalis terkenal menyatakan: “Tidaklah menghairankan jika Muhammad menjadi seorang Nabi, kerana Isa dan Musa juga nabi. Sesungguhnya yang menghairankan adalah beliau menetap selama 40 tahun di Makkah tanpa belajar sama sekali di sekolah atau berguru dengan seorang guru. Kemudian setelah 40 tahun, beliau tiba-tiba berubah menjadi seorang pemberi fatwa terhebat, pensyarah ternama di mimbarnya, orang yang paling petah bercakap, pemimpin serta pendidik teragung di dunia ini. Inilah yang paling menghairankan mengenai Muhammad.



Tangisan Rasulullah Menggoncangkan Arasy
Dikisahkan, bahwasanya di waktu Rasulullah s.a.w. sedang asyik bertawaf di Ka’bah,
beliau mendengar seseorang di hadapannya bertawaf, sambil berzikir: “Ya Karim! Ya
Karim!” Rasulullah s.a.w. menirunya membaca “Ya Karim! Ya Karim!” Orang itu Ialu
berhenti di salah satu sudut Ka’bah, dan berzikir lagi: “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah
s.a.w. yang berada di belakangnya mengikut zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!” Merasa seperti
diolok-olokkan, orang itu menoleh ke belakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang
gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya.

Orang itu Ialu berkata: “Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokkanku,
karena aku ini adalah orang Arab badwi? Kalaulah bukan kerana ketampananmu dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.”

Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah s.a.w. tersenyum, lalu bertanya: “Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?” “Belum,” jawab orang itu. “Jadi bagaimana kau beriman kepadanya?”

“Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan perutusannya, sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya,” kata orang Arab badwi itu pula.

Rasulullah s.a.w. pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!” Melihat Nabi di hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya.

“Tuan ini Nabi Muhammad?!” “Ya” jawab Nabi s.a.w. Dia segera tunduk untuk mencium kedua kaki Rasulullah s.a.w. Melihat hal itu, Rasulullah s.a.w. menarik tubuh orang Arab itu, seraya berkata kepadanya:
“Wahal orang Arab! janganlah berbuat serupa itu. Perbuatan seperti itu biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada juragannya, Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk menjadi seorang yang takabbur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi demi membawa berita.

Ketika itulah, Malaikat Jibril a.s. turun membawa berita dari langit dia berkata: “Ya Muhammad! Tuhan As-Salam mengucapkan salam kepadamu dan bersabda: “Katakanlah kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahawa Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besar!” Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi.

Maka orang Arab itu pula berkata:
“Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya!” kata orang Arab badwi itu. “Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Tuhan?” Rasulullah bertanya kepadanya. ‘Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran maghfirahnya,’ jawab orang itu.
‘Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa keluasan pengampunan-Nya. Jika Dia memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa kedermawanannya!’

Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah s.a.w. pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu, air mata beliau meleleh membasahi Janggutnya.

Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata: “
Ya Muhammad! Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda: Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya karena tangismu, penjaga Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga la bergoncang. Katakan kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya. Allah sudah rnengampuni semua kesalahannya dan la akan menjadi temanmu di syurga nanti!” Betapa sukanya orang Arab badwi itu, mendengar berita tersebut. la Ialu menangis karena tidak berdaya menahan keharuan dirinya.




Saturday, February 12, 2011

Maka akhirnya Firaun... 

وَجَاوَزْنَابِبَنِيإِسْرَائِيلَالْبَحْرَفَأَتْبَعَهُمْفِرْعَوْنُوَجُنُودُهُبَغْيًاوَعَدْوًاحَتَّىإِذَا أَدْرَكَهُالْغَرَقُقَالَآمَنتُأَنَّهُ لاإِلِهَإِلاَّالَّذِيآمَنَتْبِهِ بَنُوإِسْرَائِيلَوَأَنَاْمِنَالْمُسْلِمِينَ
Artinya:
Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Firaun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Firaun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia:` Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah) `.(QS. 10:90)

Kemudian dalam ayat ini Allah menceritakan tentang kepergian Bani Israel dari bumi Mesir. Ketika Nabi Musa meminta kepada Firaun agar dia membebaskan kaum Bani Israel yang ada di Mesir dari belenggu perbudakannya kemudian mengizinkan mereka kembali ke Palestina untuk menjalankan agama mereka dengan bebas, Firaun menolak permintaan itu, maka terjadilah perbantahan antara Musa dan Firaun sehingga Allah swt. kemudian memperkuat Nabi-Nya dengan beberapa mukjizat.
Maka akhirnya Firaun mengizinkan Musa dan kaumnya meninggalkan Mesir. Pergilah Bani Israel itu seluruhnya dengan membawa ternak-ternak mereka dan segala harta benda mereka yang dapat dibawa. Tetapi kemudian Firaun dan pembesar-pembesarnya merasa rugi dan menyesal atas kepergian orang Israel itu lalu mereka menyusulnya dengan maksud membawa mereka kembali ke Mesir untuk diperbudak. Rombongan orang Israel itu ditemukan mereka sewaktu akan menyeberang lautan. Kaum Bani Israel itu merasa ketakutan jika tertangkap oleh pasukan Firaun lalu mereka mengadukan halnya kepada Musa. Musa menenteramkan rombongannya dengan meyakinkan kepada mereka bahwa mereka akan menyaksikan kemenangan mereka dan menyaksikan pula kehancuran musuh mereka. Maka Tuhan pun mewahyukan kepada Musa supaya dia memukulkan tongkatnya ke laut. Lautan pun terbelah, masuklah Musa dan kaumnya berjalan di celah-celahnya yang kering hingga tiba di pantai seberang lautan itu. Firaun bersama pemukanya mengikuti pula jalan yang sama tapi ketika tiba di tengah-tengah perjalanan, Musa mengulurkan tangannya ke arah lautan, maka lautan pun kembali seperti sediakala, tenggelamlah Firaun ditelan gelombang bersama pemukanya dan pasukannya. Ketika dia merasa akan mati tenggelam, dia menyatakan iman dan Islamnya. Pernyataan iman kepada Allah itu diucapkan tiga kali dia menyatakan beriman kepada Tuhan yang diimani oleh Bani Israel. Dan pernyataan iman kepada Allah dan Musa a.s. diucapkannya dengan kalimat "aku termasuk orang Islam". Pengakuan Islam mengandung iman kepada Allah dan Rasul-Nya, tetapi pernyataan iman ini dinyatakannya pada saat dia hampir tenggelam dan tidak seorang pun yang dapat menolongnya. Pernyataannya dalam keadaan demikian itu tidak diterima oleh Allah swt.
Firman Allah swt.:

فَلَمَّا رَأَوْا بَأْسَنَا قَالُوا آمَنَّا بِاللَّهِ وَحْدَهُ وَكَفَرْنَا بِمَا كُنَّا بِهِ مُشْرِكِينَ فَلَمْ يَكُ يَنْفَعُهُمْ إِيمَانُهُمْ لَمَّا رَأَوْا بَأْسَنَا سُنَّةَ اللَّهِ الَّتِي قَدْ خَلَتْ فِي عِبَادِهِ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْكَافِرُونَ 
Artinya:
Maka tatkala mereka melihat azab kami, mereka berkata: "Kami beriman hanya kepada Allah saja, dan kami kafir kepada sembahan-sembahan yang telah kami persekutukan dengan Allah." Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka tatkala mereka telah melihat siksa Kami. Itulah sunah Allah yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya. Dan di waktu itu binasalah orang-orang kafir.
(Q.S. Al-Mu'min: 84, 85)

آلآنَوَقَدْعَصَيْتَقَبْلُوَكُنتَ مِنَالْمُفْسِدِينَ
Artinya:
Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan.(QS. 10:91)

Dalam ayat ini Allah swt. menceritakan sewaktu Firaun dalam keputus-asaan menyatakan imannya, dikatakan kepadanya bahwa tidaklah pantas dia mengatakan iman dan Islam pada saat demikian itu karena pernyataan itu hanyalah untuk menghindari kematian dan mencari keselamatan dari bencana dan sesudah dia diliputi keputus-asaan. Padahal pada masa sebelumnya dia mengingkari Allah bahkan mengaku dirinya Tuhan dan karena itu dia berlaku sewenang-wenang terhadap sesama manusia serta berbuat aniaya di atas bumi. Maka pernyataan iman dan Islam demikian itu tidaklah patut diterima karena tidak lahir dari ketulusan, tetapi lahir dari keputus-asaan.

فَالْيَوْمَنُنَجِّيكَبِبَدَنِكَلِتَكُونَلِمَنْخَلْفَكَآيَةًوَإِنَّكَثِيرًامِّنَالنَّاسِعَنْآيَاتِنَالَغَافِلُونَ
Artinya:
Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.(QS. 10:92)

Kemudian Allah pada ayat ini menjelaskan bahwa pada hari yang sudah ditentukan, kerangka badan Firaun itu akan dikeluarkan dari dasar lautan dan dilemparkan ke daratan agar mereka yang meragukan kematiannya menjadi yakin dan menjadi pelajaran pada masa-masa mendatang bagi manusia. Bagaimana besar dan luasnya kekuasaan dan kekuatan seseorang, jika dia menentang perintah-perintah Allah dan meninggalkan petunjuk-petunjuk rasul-Nya, niscaya dia akan mengalami kehancuran. Janji Allah untuk menolong Nabi-nabi-Nya, ancaman terhadap musuh-musuh nabi itu pasti terlaksana. Banyak tanda-tanda kekuasaan Allah terdapat dalam sejarah umat manusia tetapi sebagian besar manusia itu tidak mau merenungkan tanda-tanda itu lagi tidak menyadari hukum Tuhan yang berlaku pada umat manusia itu.
ادعوا الى الله

"DAN APABILA HAMBA-HAMBA KU BERTANYA KEPADAMU(MUHAMMAD)TENTANGKU,MAKA SESUNGGUHNYA AKU DEKAT.AKU KABULKAN PERMOHONAN ORANG YANG BERDOA APABILA DIA BERDOA KEPADA KU.HENDAKLAH MEREKA ITU MEMENUHI PERINTAHKU & BERIMAN KEPADA KU AGAR MEREKA MEMPEROLEH KEBENARAN"~(AL-BAQARAH 2:189)~
DOA CINTA RASULULLAH
Ya Allah …
Aku bermohon kepadaMU dan Kepada orang-orang yang mencintaiMU,
dan aku mohonkan kepadaMU segala perbuatan yang akan membawaku untuk mencintaiMU melebihi kecintaanku kepada diriku dan keluargaku
Ya Allah…
Jadikanlah cintaku kepadaMU lebih aku takuti dari segala sesuatu
tutuplah segala kebutuhan keperluan duniaku dengan keinginan akan kerinduan hatiku untuk berjumpa denganMU.
Jika Engkau menghibur mata-mata para pecinta dunia karena dunia mereka ,
maka hiburlah aku dengan selalu beribadah kepadaMU.

Search 2.0